Oleh : Gibran Andika Wibisana
raga-raga berjalan
menempuh langkah dengan pilihan
mengukir iman
atau jalan setan?
membaca wahyu
atau terkapar mabuk?
kau yang dulu tak tentu arah
terombang-ambing mencari makna
seakan berbeda dari kami
yang paling mengerti
ayo, berubah
ayo, berhijrah
ayo, berpindah
berubah
berubah
berubah
segala ujar dan lakumu
menambah ujian para hamba
mengisi ruang pikirnya
‘jadikan nikmat yang ada
serasa hampa
segala buat dan jejakmu
hanya menjadi cerita
gunjingan manusia
karena buruknya
membuat syukur ‘tak terucap
karena kami gusar
di atas firman-firman itu
kau tumbuh dan terbentuk
menjadi yang paling mengerti
karena kami resah
dengan sabda yang kau adaptasi
akan cara manusia hidup
penuh dalam nalarmu
namun,
kami sesungguhnya malu
karena Tuhan membenci
manusia tak berakhlak
harap,
kami ingin kau sadar
kembali dalam dirimu
yang kini hilang
Bandung, 10 Juni 2022, 20.25